Rabu, 25 April 2012

Karapan Sapi dari madura


Karapan Sapi adalah acara khas masyarakat Madura yang di gelar setiap tahun pada bulan Agustus atau September, dan akan di lombakan lagi pada final di akhir bulan September atau October. Pada Karapan Sapi ini, terdapat seorang joki dan 2 ekor sapi yang di paksa untuk berlari sekencang mungkin sampai garis finis. Joki tersebut berdiri menarik semacam kereta kayu dan mengendalikan gerak lari sapi. Panjang lintasan pacu kurang lebih 100 meter dan berlangsung dalam kurun waktu 10 detik sampai 1 menit.Selain di perlombakan, karapan sapi juga merupakan ajang pesta rakyat dan tradisi yang prestis dan bisa mengangkat status sosial seseorang. Bagi mereka yang ingin mengikuti perlombaan karapan sapi, harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk melatih dan merawat sapi-sapi yang akan bertanding sebelumnya. Untuk membentuk tubuh sepasang sapi yang akan ikut karapan agar sehat dan kuat, dibutuhkan biaya hingga Rp4 juta per pasang sapi untuk makanan maupun pemeliharaan lainnya. Sapi karapan diberikan aneka jamu dan puluhan telur ayam per hari, terlebih-lebih menjelang diadu di arena karapan.

Bagi masyarakat Madura, Kerapan dilaksanakan setelah sukses menuai hasil panen padi atau tembakau. Untuk saat ini, selain sebagai ajang yang membanggakan, kerapan sapi juga memiliki peran di berbagai bidang. Misal di bidang ekonomi, yaitu sebagai kesempatan bagi masyarakat untuk berjualan, peran magis religious; misal adanya perhitungan-perhitungan tertentu bagi pemilik sapi sebelum bertanding dan adanya mantra-mantra tertentu. Terdapat seorang 'dukun' yang akan 'mengusahakan'nya. Pada setiap tim pasti memiliki seorang 'dukun' sebagai tim ahli untuk memenangkan perlombaan.
Prosesi awal dari karapan sapi ini adalah dengan mengarak pasangan-pasangan sapi mengelilingi arena pacuan dengan diiringi gamelan Madura, yaitu Saronen. Babak pertama adalah penentuan kelompok menang dan kelompok kalah. Babak kedua adalah penentuan juara kelompok kalah, sedang babak ketiga adalah penentuan juara kelompok menang. Piala Bergilir Presiden hanya diberikan pada juara kelompok menang
Karapan Sapi pun beragam macamnya, yaitu Kerap Keni (Karapan Kecil), Kerap Raja (Karapan Besar), Kerap Onjhangan (Karapan Undangan), Kerap Karesidenan dan Kerap Jhar-Jharan (Karapan Latihan).

1. Kerap Keni (karapan kecil)
Karapan sapi ini hanya diikuti oleh orang satu kecamatan saja. Lintasan balapnya sepanjang 110 meter. Dan lucunya hanya sapi-sapi kecil yang boleh diikutkan. Jika menang dalam karapan sapi jenis ini, maka nantinya akan masuk ke karapan sapi yang lebih tinggi lagi tingkatnya.

2. Kerap Raja (karapan besar)
Karapan sapi ini biasanya diadakan di ibukota kabupaten setiap hari Minggu. Lintasan balapnya sekitar 120 meter dan pesertanya adalah para juara kerap keni.



3. Kerap Onjangan (karapan undangan)
Karapan sapi ini hanya diikuti oleh peserta yang mendapat undangan dari sebuah kabupaten. Karapan ini biasanya diadakan untuk memperingati hari-hari besar tertentu saja.

4. Kerap Karesidenen (karapan tingkat keresidenan)
Karapan Sapi ini diikuti oleh pemenang dari masing-masing kabupaten di kota Madura. Karapan sapi ini diadakan tiap hari minggu karena merupakan puncak dari musim karapan.

5. Kerap jar-jaran (karapan latihan)
Karapan Sapi yang dilakukan hanya untuk melatih sapi-sapi pacuan sebelum mengikuti sebuah perlombaan.

Setelah Anda membaca mengenai macam-macam karapan sapi diatas, tentu Anda bertanya-tanya, pihak-pihak mana saja sih yang terlibat dalam Karapan Sapi tersebut. Berikut merupakan pihak-pihak yang terlibat langsung dalam perlombaan Karapan Sapi:
  • Tukang tongko yaitu orang yang bertugas mengendalikan sapi pacuan di atas kaleles
  • Tukang tambeng yaitu orang yang bertugas menahan tali kekang sapi sebelum dilepas 
  • Tukang gettak yaitu orang yang bertugas menggertak sapi agar pada saat diberi aba-aba dapat melesat dengan cepat
  • Tukang tonja yaitu orang yang bertugas menarik dan menuntun sapi
  • Tukang gubra yaitu orang yang bertugas bersorak-sorak untuk memberi semangat pada sapi pacuan
Karapan Sapi selain sebagai tradisi budaya, juga bisa dijadikan sebagai pesta rakyat yang dilaksanakan setelah masa panen tiba. Masyarakat Madura juga sangat diuntungkan sekali dengan adanya Karapan Sapi. Diantaranya, mereka diberikan kesempatan untuk membuka usaha di area perlombaan Karapan Sapi. Mulai dari menjual pernak-pernik khas Madura, makanan khas Madura, pakaian khas Madura, kerajinan khas Madura dan sebagainya. Kita sebagai warga Indonesia harusnya bangga mempunyai budaya seperti Karapan Sapi yang ada di Madura. Perlu kita ketahui bersama, Budaya Karapan Sapi ini sendiri sekarang sudah banyak dikenal bukan hanya oleh warga lokal saja, akan tetapi warga asing yang datang ke Indonesia, khususnya ke Pulau Madura, yang tertarik untuk menonton secara langsung budaya Karapan Sapi tersebut.
Anda bisa lebih mengenal tentang budaya khas dari Pulau Madura, yaitu Karapan Sapi. Walaupun belum pernah melihat secara langsung, Anda pun juga bisa melihatnya lewat media-media online, layaknya youtube atapun yang lainnya. Yang jelas kita harus patut bangga menjadi orang Indonesia. Tak perlu minder ataupun malu, Lestarikan Budaya Asli Indonesia!



Membuang batang rokok sembarangan


Menjaga lingkungan sekitar agar kelihatan asri dan bersih tidak terlepas dari kesadaran seseorang. Kesadaran itu muncul akibat faktor. Salah satu faktornya adalah kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dalam suatu kelompok masyarakat (tetapi jangan ditafsir kebiasaan yang saya maksud itu adalah budaya sekelompok masyarakat). Karena menurut saya, budaya memiliki makna yang luhur dan tidak bertendensi negatif.Salah satu contoh yang paling sering kita temui dalam masyarakat kita dan terkadang menjadi sebuah permasalahan serius di suatu tempat adalah masalah buang puntung rokok. Saya melihat membuang puting rokok di sembarangan tempat apalagi ditempat-tempat umum memiliki kaitannya dengan keasrian dan keapikan lingkungan. Misalnya, terkadang kita merasa “jijik” sendiri bila di kantor-kantor atau katakanlah ditempat-tempat pelayanan umum, kita temui puntung rokok berserakan di mana-mana. Kenapa ini bisa terjadi, jawabannya karena antara satu dan lainnya tidak peduli bahwa membuang puntung rokok sembarangan itu tidak baik dan dapat merusak pemandangan serta menganggu kenyaman. Tetapi karena masyarakat ditempat itu sudah biasa maka itu bukan sebuah permasalahan lagi.
Paling parah lagi kebiasaan membuang puntung rokok bukan pada tempatnya justru sering terjadi pada tempat di mana di tempat itu memang ada peringatan untuk tidak boleh membuang puntung rokok sembarang tempat. Padahal, meskipun tidak ada larangan tidak boleh buang puntung rokok, semestinya bila kita memang sadar, tidak ada larangan apa-apa pun kita tidak akan membuang puntung rokok itu disembarang tempat yang dapat merusak kenyaman bersama. Tetapi karena sudah biasa seperti itu, orang-orang yang pada awalnya memiliki kesadaran untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan tempat, kemudian menjadi tidak peduli juga.Saya kira ini menjadi sebuah hambatan dan rintangan bila kemudian kita kaitkan dengan keinginan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Kasarnya, membuang puting rokok pada tempatnya begitu sulit dilakukan, padahal itu sebuah pekerjaan yang mudah, apalagi untuk menjaga lingkungan sekitar yang lebih luas lagi.
Menurut saya, untuk membiasakan agar kebanyakan masyarakat kita mau dengan sadar menjaga lingkungan sekitar. Salah satu caranya melalui membiasakan mereka untuk membuang puting rokok pada tempatnya. Kebiasaan ini tidak hanya melalui seruan semata atau melalu peringatan yang ditempel di mana-mana. Tetapi haruslah dilakukan secara sistematis, misalnya pemerintah membuat regulasi yang mengikat agar masyarakat tidak boleh membuang puting rokok disembarang tempat. Saya selalu bertanya-tanya, kenapa pemerintah tidak mau membuat peraturan seperti itu. Sebab, dinegara-negara lain, katakanlah di Malaysia hal seperti itu sudah lama dilakukan. Saya pernah melihat di Kanada, di kantor-kantor ada tulisan: Jangan merokok dalam jarak 9 meter. Pertanyaannya, kenapa kita tidak?. Mungkin salah satu sebabnya, banyak pejabat-pejabat pemerintah juga sama. Bahkan ditempatnya yang ber-AC pun tidak jarang ada aspak rokok di meja. Padahal jelas-jelas ruangan ber-AC tidak boleh merokok.
Kenapa saya melihat ada korelasi antara disiplin membuang batang rokok pada tempatnya dengan kenyamanan dan kelestarian lingkungan. Ini bisa kita rasakan bila kita mendatangi tempat-tempat yang dengan terang-terangan dan tegas melarang warganya merokok. Suasana lingkungan yang nyaman sangat terasa di sana. Karena secara tidak langsung, masyarakatnya dipaksakan untuk menjaga lingkungannya. Karena itu, berdamai dilingkungan atau menjaga lingkungan agar tetap nyaman, teduh dan sebagainya itu, jagalah kebersihan alam agar bumi tetap hidup dan aman,Indonesia sangatlah berbeda dengan orang asing yang saat disiplin membuang sampah dan tidak menyalahgunakan kegiataan tersebut,sudah disediakan tempat untuk membuang sisa rokok.



Rabu, 18 April 2012

BUDAYA NGARET ATAU TELAT DI INDONESIA



              Bangsa Indonesia  mempunyai kebiasaan atau bisa disebut budaya yang tidak bisa kita tinggalkan,Bangsa kita adalah bangsa yang berbudaya., Budaya kesenian  tradisional banyak sekali berasal dari berbagai suku di negara kita. Tapi, ada sebuah budaya yang tidak berasal dari suku apa-apa, yang berasal dari diri kita sendiri yaitu: budaya terlambat biasa disebut dengan sebutan  “ ngaret”.Apakah  ngaret adalah suatu budaya yang bisa kita banggakan dan apa akibatnya jika kebiasaan ini dipelihara? Apakah budaya terlambat sebuah bangsa menentukan cepat/lambatnya kesuksesan sebuah bangsa? Apakah keterlembatan seseorang mempengaruhi cepat/lambatnya kesuksesan seseorang? Lalu apakah budaya ngaret ini berkaitan dengan bagaimana seseorang menghargai hidupnya? Apakah budaya ngaret ini juga berkaitan dengan bagaimana seseorang menghargai  waktu orang lain? Dan apakah budaya ngaret ini berkaitan dengan bagaimana cara berpikir seseorang memandang dan menjalani seluruh aspek hidupnya,Istilah ‘ngaret’ tampak sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Namun kenyataannya hal tersebut tetap merugikan kita semua. Herannya masih ada saja di antara kita yang punya hobby ngaret. Dari berbagai level sosial, ekonomi dan pendidikan, ngaret sudah menjadi sebuah penyakit yang tampak  disukai  namun juga dibenci.ada hal-hal yang menyebabkan seorang itu TELAT/NGARET :

·        Hujan dan Banjir
·        Jalan yang rusak,hingga memperlambatan perjalanan
·        Begadang
·        Kendaraan rusak
·        Sakit
·        Ada perbaikan jalan
Kita dengan orang luar negeri sangatlah berbeda jauh dengan kita,dispiln dengan waktu karna kata mereka waktu adalah uang dan waktu itu tak akan kembali terulang lagi jadi kita harus memerhatikan dan displin waktu,displin adalah kunci utama kesuksesan,budaya orang kita selalu menunda menunda waktu beda dengan orang luar negeri selalu displin dan tepat waktu,Suka tidak suka, mau tidak mau disiplin waktu adalah poin utama agar  bisa sukses memanajemen waktu. Sayangnya seringkali didikan disiplin yang kerap diajarkan kepada kita semenjak kecil efeknya masih kurang. Akibatnya sering saya lihat orang-orang yang ada di lingkungan sekitar rendah sekali kesadaran dirinya atas sikap disiplin ini.ayo kita belajar sejenak dari Bangsa Jepang. Anda tahu salah satu kunci kecepatan pembangunan peradaban dan teknologi jepang pasca ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki? Disiplin waktu dan profesionalitas kerja. Lihatlah betapa kehidupan mereka sangat tertata dan terkelola dengan sangat baik. Bahkan kalau Anda hidup di Jepang, lamanya perjalanan menggunakan kendaraan umum sudah bisa dihitung karena ketatnya disiplin waktu yang diterapkan dan teknologinya memadai.budaya displin menghasilkan Negara yang maju,bisa mengatur waktu dengan semaksimal mungkin dan baik, Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita semua menanamkan prinsip tersebut dalam diri kita, khususnya dalam hal menjadikan Bangsa Indonesia yang lebih baik dan terbaik. Hal ini cukup menarik karena rahasia kesuksesan adalah dengan menjadikan tindakan secepatnya. Sebelum terlarut-larut dalam kondisi, yang dirasa oleh sebagian orang belum memuaskan, bangsa kita ini. Mengelola waktu belajar bukan berarti kehilangan waktu luang untuk bersenang-senang. Bukan pula berarti bahwa waktu dalam 24 jam per hari harus dihabiskan untuk belajar. Justru sebaliknya. Prinsip utama dari pengelolaan waktu secara efektif adalah pembagian waktu yang efektif untuk kegiatan-kegiatan yang meliputi: waktu untuk belajar, waktu untuk bekerja dan kegiatan sosial maupun waktu bagi diri sendiri untuk bersantai.Bagaimanapun waktu untuk bersantai diperlukan oleh seorang mahasiswa selain waktu untuk belajar. Sebagian waktu untuk bersantai tersebut diperlukan untuk mengembalikan energi yang sudah terpakai untukbelajar dan bekerja. Baik belajar maupun bekerja membutuhkan energi yang tidak sedikit, terutama untuk berkonsentrasi dalam mengerjakan sesuatu. Energi yang terpakai untuk berkonsentrasi ini harus diganti. Jika tidak, maka sangat mungkin sekali seseorang mengalami perasaan tertekan atau stress. Memperoleh waktu sama artinya dengan memperoleh semuanya dalam  hal percintaan, perdagangan, dan perang.Sampai anda menghargai diri anda sendiri, anda tidak bisa menghargai waktu yang anda miliki. Sampai anda menghargai waktu yang anda miliki, anda tidak bisa menggunakan waktu dengan baik. Sebab dengan manajemen waktu yang baik, seluruh kegiatan dapat terjadwal rapi dan semuanya terselesaikan. Agar waktu Anda menjadi lebih baik dan efektif sehingga dekat akan keberhasilan, ada  beberapa cara untuk bisa mendisplin waktu dengan baik :
  • Buatlah skala prioritas.
    Tentu waktu 24 jam per hari rasanya tidak cukup untuk menyelesaikan tugas menumpuk dari pekerjaan yang tersisa. Skala prioritas menjadi penting untuk Anda susun. Ciptakan skala prioritas pekerjaan manakah yang paling penting dan harus segera diselesaikan. Juga pekerjaan manakah yang bisa dikerjakan belakangan. Semua itu bertujuan untuk melatih Anda menyelesaikan segalanya secara tepat waktu..
  • Bantulah dengan membuat jadwal.
    Jadwal kegiatan akan membantu Anda mengingatkan segala pekerjaan yang harus diselesaikan dalam rentang waktu tertentu. Jadwal ini bisa berupa jadwal kegiatan harian dengan keterangan jenis-jenis kegiatan Anda yang harus selesai hari itu. Dengan jadwal yang tersusun benar dan Anda ingat selalu, waktu pun bisa diatur dengan baik.
  • Fokuslah menuntaskan satu pekerjaan.
    Untuk menghasilkan output yang optimal, kerjakanlah satu tugas saja dalam satu waktu. Mengerjakan lebih dari satu kegiatan dalam waktu bersamaan hanya akan membuat Anda tidak fokus sehingga mempengaruhi hasil. Lebih baik Anda fokus untuk menuntaskan satu tugas terlebih dahulu, baru selanjutnya mengerjakan tugas berikutnya. Cara ini sangat membantu Anda untuk bekerja secara efektif, sehingga semua tujuan Anda dapat tercapai sesuai dengan target waktunya.
  • Hargailah setiap waktu yang Anda habiskan.
    Setiap waktu harus dimanfaatkan dengan maksimal sesuai dengan kebutuhan. Misalnya saja saat jam kerja, maka gunakan tenaga danpikiran Anda untuk fokus menyelesaikan pekerjaan dan tugas Anda. Begitu juga pada saat jam istirahat, hargai serta manfaatkanlah untuk refresing dan sejenak mengistirahatkan pikiran Anda. Ini akan memulihkan pikiran dan tenaga Anda sehingga siap kembali bekerja dengan optimal. Dengan menghargai waktu yang Anda miliki sesuai dengan porsinya, maka setiap jam yang Anda lewati akan memberikan manfaat bagi Anda.


Dengan kesadaran diri, mari kita mulai beraksi untuk mengabdikan diri demi kemajuan Indonesia, dalam menggapai mimpi-mimpi bersama. Seperti yang mungkin telah saya singgung di atas, saatnya kita memulai dengan membiasakan diri kita untuk mulai bangga dengan Indonesia. Hal tersebut merupakan dasar kita mempunyai mimpi, karena takkan mungkin ada mimpi tanpa ada sesuatu yang merasuk dalam pikiran dan angan kita. Kita dapat memulainya dengan menerapkan prinsip ”Akulah Indonesia, Aku Bangga dengan Indonesia, dan Aku Punya Mimpi tentang Indonesia”. Jika kata-kata tersebut merupakan pedoman kita dalam mengabdi terhadap bangsa dan negara. Cukup dengan mengatakannya dengan penuh perenungan, maka akan mendapatkan kembali rasa kebanggaan untuk bersama mewujudkan mimpi persatuan, kemajuan, dan keberhasilan Indonesia.


Kesimpulan :
 Istilah ‘ngaret’  sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Namun kenyataannya hal tersebut tetap merugikan kita semua. Herannya masih ada saja di antara kita yang punya hobby ngaret. Dari berbagai level sosial, ekonomi dan pendidikan, ngaret sudah menjadi sebuah penyakit yang tampak  disukai  namun juga dibenci,budaya ngaret di indonesia sudah menjadi hal yang wajar bagi setiap orang bahkan cuek,hal ini masih belom hilang dikalangan orang indonesia,kurang nya disiplin terhadap waktu yang sudah menjadi budaya orang Indonesia hingga saat ini kita sebagai bangsa Indonesia masih kalah dengan orang asing yang sangat menghargai waktu.


Rabu, 11 April 2012

BUDAYA TELAT ATAU NGARET DI INDONESIA


              Bangsa Indonesia  mempunyai kebiasaan atau bisa disebut budaya yang tidak bisa kita tinggalkan,Bangsa kita adalah bangsa yang berbudaya., Budaya kesenian  tradisional banyak sekali berasal dari berbagai suku di negara kita. Tapi, ada sebuah budaya yang tidak berasal dari suku apa-apa, yang berasal dari diri kita sendiri yaitu: budaya terlambat biasa disebut dengan sebutan  “ ngaret”.Apakah  ngaret adalah suatu budaya yang bisa kita banggakan dan apa akibatnya jika kebiasaan ini dipelihara? Apakah budaya terlambat sebuah bangsa menentukan cepat/lambatnya kesuksesan sebuah bangsa? Apakah keterlembatan seseorang mempengaruhi cepat/lambatnya kesuksesan seseorang? Lalu apakah budaya ngaret ini berkaitan dengan bagaimana seseorang menghargai hidupnya? Apakah budaya ngaret ini juga berkaitan dengan bagaimana seseorang menghargai  waktu orang lain? Dan apakah budaya ngaret ini berkaitan dengan bagaimana cara berpikir seseorang memandang dan menjalani seluruh aspek hidupnya,Istilah ‘ngaret’ tampak sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Namun kenyataannya hal tersebut tetap merugikan kita semua. Herannya masih ada saja di antara kita yang punya hobby ngaret. Dari berbagai level sosial, ekonomi dan pendidikan, ngaret sudah menjadi sebuah penyakit yang tampak  disukai  namun juga dibenci.ada hal-hal yang menyebabkan seorang itu TELAT/NGARET :
·        Hujan dan Banjir
·        Jalan yang rusak,hingga memperlambatan perjalanan
·        Begadang
·        Kendaraan rusak
·        Sakit
·        Ada perbaikan jalan
Kita dengan orang luar negeri sangatlah berbeda jauh dengan kita,dispiln dengan waktu karna kata mereka waktu adalah uang dan waktu itu tak akan kembali terulang lagi jadi kita harus memerhatikan dan displin waktu,displin adalah kunci utama kesuksesan,budaya orang kita selalu menunda menunda waktu beda dengan orang luar negeri selalu displin dan tepat waktu,Suka tidak suka, mau tidak mau disiplin waktu adalah poin utama agar  bisa sukses memanajemen waktu. Sayangnya seringkali didikan disiplin yang kerap diajarkan kepada kita semenjak kecil efeknya masih kurang. Akibatnya sering saya lihat orang-orang yang ada di lingkungan sekitar rendah sekali kesadaran dirinya atas sikap disiplin ini.ayo kita belajar sejenak dari Bangsa Jepang. Anda tahu salah satu kunci kecepatan pembangunan peradaban dan teknologi jepang pasca ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki? Disiplin waktu dan profesionalitas kerja. Lihatlah betapa kehidupan mereka sangat tertata dan terkelola dengan sangat baik. Bahkan kalau Anda hidup di Jepang, lamanya perjalanan menggunakan kendaraan umum sudah bisa dihitung karena ketatnya disiplin waktu yang diterapkan dan teknologinya memadai.budaya displin menghasilkan Negara yang maju,bisa mengatur waktu dengan semaksimal mungkin dan baik, Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita semua menanamkan prinsip tersebut dalam diri kita, khususnya dalam hal menjadikan Bangsa Indonesia yang lebih baik dan terbaik. Hal ini cukup menarik karena rahasia kesuksesan adalah dengan menjadikan tindakan secepatnya. Sebelum terlarut-larut dalam kondisi, yang dirasa oleh sebagian orang belum memuaskan, bangsa kita ini. Mengelola waktu belajar bukan berarti kehilangan waktu luang untuk bersenang-senang. Bukan pula berarti bahwa waktu dalam 24 jam per hari harus dihabiskan untuk belajar. Justru sebaliknya. Prinsip utama dari pengelolaan waktu secara efektif adalah pembagian waktu yang efektif untuk kegiatan-kegiatan yang meliputi: waktu untuk belajar, waktu untuk bekerja dan kegiatan sosial maupun waktu bagi diri sendiri untuk bersantai.Bagaimanapun waktu untuk bersantai diperlukan oleh seorang mahasiswa selain waktu untuk belajar. Sebagian waktu untuk bersantai tersebut diperlukan untuk mengembalikan energi yang sudah terpakai untukbelajar dan bekerja. Baik belajar maupun bekerja membutuhkan energi yang tidak sedikit, terutama untuk berkonsentrasi dalam mengerjakan sesuatu. Energi yang terpakai untuk berkonsentrasi ini harus diganti. Jika tidak, maka sangat mungkin sekali seseorang mengalami perasaan tertekan atau stress. Memperoleh waktu sama artinya dengan memperoleh semuanya dalam  hal percintaan, perdagangan, dan perang.Sampai anda menghargai diri anda sendiri, anda tidak bisa menghargai waktu yang anda miliki. Sampai anda menghargai waktu yang anda miliki, anda tidak bisa menggunakan waktu dengan baik.

Dengan kesadaran diri, mari kita mulai beraksi untuk mengabdikan diri demi kemajuan Indonesia, dalam menggapai mimpi-mimpi bersama. Seperti yang mungkin telah saya singgung di atas, saatnya kita memulai dengan membiasakan diri kita untuk mulai bangga dengan Indonesia. Hal tersebut merupakan dasar kita mempunyai mimpi, karena takkan mungkin ada mimpi tanpa ada sesuatu yang merasuk dalam pikiran dan angan kita. Kita dapat memulainya dengan menerapkan prinsip ”Akulah Indonesia, Aku Bangga dengan Indonesia, dan Aku Punya Mimpi tentang Indonesia”. Jika kata-kata tersebut merupakan pedoman kita dalam mengabdi terhadap bangsa dan negara. Cukup dengan mengatakannya dengan penuh perenungan, maka akan mendapatkan kembali rasa kebanggaan untuk bersama mewujudkan mimpi persatuan, kemajuan, dan keberhasilan Indonesia.

Kesimpulan : 
 Istilah ‘ngaret’  sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Namun kenyataannya hal tersebut tetap merugikan kita semua. Herannya masih ada saja di antara kita yang punya hobby ngaret. Dari berbagai level sosial, ekonomi dan pendidikan, ngaret sudah menjadi sebuah penyakit yang tampak  disukai  namun juga dibenci,budaya ngaret di indonesia sudah menjadi hal yang wajar bagi setiap orang bahkan cuek,hal ini masih belom hilang dikalangan orang indonesia,kurang nya disiplin terhadap waktu yang sudah menjadi budaya hingga saat ini.